Keputihan Saat Hamil, Pertanda Apakah itu? Yuk, kita Cari Tahu

Pada umumnya, keputihan saat hamil itu merupakan hal yang normal. Akan tetapi, apabila cairan keputihannya berubah warna atau diikuti dengan gejala tertentu, maka kondisi tersebut adalah indikasi bahwa telah adanya infeksi. Keputihan pada kehamilan itu sendiri dikarenakan adanya peningkatan kadar esterogen dan aliran darah ke vagina. Cairan tambahan yang keluar dari bagian leher rahim dan vagina itu adalah bakteri normal dari vagina, serta sel-sel mati dari dinding vagina. Pada masa awal kehamilan, cairan tersebut akan memenuhi saluran serviks agar menciptakan lendir pelindung berwarna bening seperti putih telur. Mendekati persalinan, maka volume lendir tersebut akan semakin lebih banyak lagi dari sebelumnya.

Kemungkinan Adanya Penyakit!

Keputihan Saat Hamil
(sumber: Klikdokter)

Keputihan normal pada masa kehamilan itu biasanya akan ditandai dengan keluarnya cairan berwarna bening, tanpa mengeluarkan bau. Namun, jika perubahan hormone dan bentuk tubuh membuat ibu hamil itu adalah indikasi terkena infeksi vagina. Maka dari itu, terkadang keputihan dapat berubah menjadi pertanda terjadinya infeksi seperti di bawah ini :

  1. Vaginosis Bakterials

Vaginosis Bakterials ini akan terjadi ketika perubahan hormone yang mengakibatkan pertumbuhan bakteri secara berlebihan pada vagina. Kondisi tersebut akan beresiko pada bayi lahir premature, atau lahir dengan berat badan yang tidak ideal. Adapun mengenai gejala dari vaginosis bakterials seperti di bawah ini :

  • gatal-gatal di area vagina
  • warna cairan keputihan menjadi warna abu-abu
  • nyeri saat buang air kecil

Biasanya gejala tersebut akan hilang dengan sendirinya. Namun, terkadang juga kita membutuhkan pengobatan antibiotic untuk meredakannya. Apabila infeksi ini dibiarkan, maka infeksinya bisa menyebar dan menjadi penyakit radang panggul lho!

  1. Infeksi Jamur

Peningkatan kadar hormone esterogen dan progesterone juga bisa mempengaruhi pada peningkatan pertumbuhan jamur secara berlebihan pada vagina. Jika sudah demikian, maka bisa dipastikan bahwa anda mengalami infeksi jamur di vagina yang disertai dengan gejala seperti di bawah ini :

  • keluarnya cairan berwarna putih kekuning-kuningan, bisa berbau dan tidak berbau
  • nyeri saat melakukan hubungan intim
  • vagina akan memerah dan bengkak
  • nyeri dan gatal-gatal pada area vagina
  • vagina akan terasa panas saat buang air kecil
BACA JUGA:  Lima Alasan Kenapa Surabaya Timur Jadi Rekomendasi Tempat Tinggal untuk Pengantin Baru

Untuk mengatasi infeksi jamur tersebut, anda bisa menggunakan krim atau obat antijamur yang ada di apotik.

  1. Streptococcus Grup B (SGB)

Bakteri SGB ini terdapat dari satu empat wanita sehat. Namun pada sebagian wanita, bakteri SGB ini bisa mengakibatkan infeksi yang serius lho! Gejala infeksi SGB ini sama seperti pada infeksi saluran kencing, yakni cairan urine yang tampak lebih keruh, rasa panas saat buang air kecil, dan selalu ingin buang air kecil secara mendadak. Untuk mencegah penularan ke bayi, biasanya dokter akan memberikan antibiotic saat anda menjalani proses persalinan.

  1. Trikomoniasis

Gejala yang ditimbulkan dari bakteri trikomoniasis ini diantaranya cairan berbusa berwarna kuning kehijauan yang berbau busuk, serta gatal-gatal dan rasa panas saat melakukan hubungan intim. Sama halnya seperti bakteri SGB, bakteri trikomoniasis ini juga dapat diredakan dengan obat antibiotic yang diberikan oleh dokter.

Apabila anda mengalami gejala-gejala yang seperti di atas tadi, alangkah baiknya lagi jika segera memeriksakan diri ke dokter kandungan agar mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan kata lain, anda tidak boleh sembarang dalam menggunakan obat-obatan!

Bagikan Artikel Ini!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *